Apakah Megapixel Besar Menjamin Gambar Semakin Bagus?



Apakah megapixel besar pasti menghasilkan gambar lebih bagus?
“Wah megapixel kameranya tinggi, bagus dong”
“Loh kok kameranya cuma 2 megapixel, jelek ah. Seenggaknya 16 lah”

Sering kan kita dengar pembicaraan tentang hal ini. Baik dalam memilih smartphone berkamera maupun kamera digital. Sampai-sampai masyarakat menganggap megapixel menjadi parameter utama seberapa baguskah kamera tersebut. Tapi apakah memang benar seperti itu?

Pengenalan resolusi


perbandingan resolusi
Tau kan resolusi 4K? Resolusi ini adalah sebutan lain dari resolusi 3840 x 2160 pixel (rasio 16:9), hasilnya adalah 8.294.400 pixel atau 8.29 megapixel, dibulatkan agar lebih gampang 8.3 megapixel.

Full HD? Sama, ini juga sebutan untuk resolusi 1920 x 1080 pixel (rasio 16:9) atau 2.073.600 pixel. Gampangnya adalah 2 Megapixel.

HD? Sama juga 1280 x 720 pixel (rasio 16:9) atau 993.120 pixel. Gampangnya 1 Megapixel gak genep.

Tapi TV-TV yang sering dipake buat display di toko elektronik itu juga segitu lho, gambar tersebut udah jelas banget kan kalo ditampilkan di TV?

Berapa megapixel kamera untuk bioskop?

Bentar-bentar. Pernah nonton di bioskop film Joker, Solo: A Star Wars Story, Bohemian Rhapsody? Bagus sekali kan ya gambarnya. FYI, film tersebut dibuat dengan menggunakan kamera Arri Alexa 65. Nggak pernah tau? Cari gambarnya di google! Yang pasti ini adalah kamera cinema profesional dengan sensor anamorphic yang fisiknya sangat besar, berat dan untuk mengoperasikannya saja setidaknya butuh 2 sampai 3 orang lah biar efektif. Akan dianggap ribet jika digunakan oleh orang awam.

Namun apakah sahabat tau berapa megapixel dia mampu menangkap gambar? mentok mentoknya 12 megapixel, sama kan kaya iPhone. Kalopun dipaksa “Open Gate” Arri Alexa 65 gak akan lebih dari 20 megapixel deh. Bandingkan dengan kamera yang ada pada Samsung Galaxy A70s, Redmi Note 8 Pro, atau Realme XT yang resolusinya 64 megapixel. Atau malah Mi Note 10 Pro yang resolusinya mencapai 108 megapixel. Dan mungkin akan banyak bermunculan smartphone yang kameranya diatas itu.

Lho, kok kamera Arri Alexa yang harganya sampai miliaran rupiah itu megapikselnya sama kaya iPhone, tapi kok gambarnya bisa bagus sekali? Ya salah satunya karena, detail yang diambil oleh sensor yang besar (65 mm) pastinya lebih banyak dibandingkan dengan kamera handphone yang mungil sekali (6 mm).

Sejarah kamera

Kamera profesional yang harganya puluhan juta di era-era awal kamera digital baru muncul, resolusinya cuma 4 megapiksel. Dan hasilnya masih nggak kalah dengan kamera-kamera baru di zaman sekarang. 4 megapixel bukan jumlah yang sedikit juga kalo kita tahu, karena 4 megapixel ternyata di jaman sekarang kita sebut-sebut sebagai resolusi 2K, melebihi resolusi Full HD yang sekitar 8 tahun lalu diidam-idamkan banyak orang.

Masyarakat menganggap memiliki kamera dengan megapixel yang tinggi akan membuat gambar yang dihasilkan lebih baik. Namun nyatanya tidak begitu. Banyak sekali ponsel dengan kamera megapixel tinggi menghasilkan kualitas gambar yang biasa-biasa saja. Kualitas yang dimaksud disini adalah kualitas dari segi teknis, bukan kualitas dalam arti subjektif.

Strategi marketing adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap mindset dan pandangan kebanyakan orang. Banyak produsen khususnya smartphone yang kebanyakan konsumennya adalah orang yang awam, masih melanjutkan strategi yang memanfaatkan mitos bahwa smartphone berkamera dengan megapixel tinggi membuat kualitas gambar semakin baik. Ada benarnya sih, tapi tidak seluruhnya benar.

Faktor yang memengaruhi kualitas kamera

Banyak faktor yang menentukan kualitas hasil kamera, apa sajakah itu:

1. Sensor kamera

Ya sensor kamera bisa dibilang adalah salah satu faktor kunci dari kualitas gambar yang dihasilkan kamera. Tidak hanya tentang ukuran tetapi juga jenis, bahan pembuatan, kelistrikan, detail, sensitifitas dan sebagainya. Hanya sensor saja pun banyak faktornya.

2. Prosesor kamera

Tidak hanya sensor saja, kamera pun harus memiliki prosesor yang punya daya pemprosesan bagus agar gambar yang sudah masuk ke sensor kamera kualitasnya bisa maksimal dan tidak mengalami penurunan kualitas gambar. Prosesor kamera yang bagus memungkinkan output yang sesuai dengan pilihan dan memenuhi harapan dari pengguna kamera itu sendiri.

3. Lensa Kamera

Selain kedua faktor diatas, lensa kamera juga menentukan kualitas gambar. Kualitas elemen optik, aperture, focus throw sampai kemampuan light transmission sangat menentukan. Selain itu kondisi lensa yang sehat seperti tidak kotor, tidak berjamur, kering, coating yang masih sempurna makin menambah kualitas gambar itu sendiri. Lensa yang semakin besar dan lebar juga memungkinkan detail lensa lebih sempurna, memungkinkan jatuhnya cahaya lebih tepat dan sempurna pada sensor. Hal ini tentu dapat mengurangi hal-hal yang tidak diinginkan seperti cromatic aberation yang mana hal ini adalah resiko yang dihadapi apabila elemen optiknya sangat kecil seperti yang ada di kamera smartphone.

4. Resolusi atau Megapixel

Baru faktor yang ini. Tentu saja gambar yang berkualitas tinggi tidak afdhol jika disimpan dalam resolusi yang rendah. Kualitas gambar akan terlihat turun dan pecah kalo megapixel dari kamera itu rendah. Semakin tinggi megapixel maka memungkinkan gambar bisa ditampilkan dalam medium yang lebih besar. Selain itu ada nilai potensial dan aktual dalam menambahkan lebih banyak piksel. Sebagai contoh saja video yang direkam dalam 4K dan outputnya kita buat dalam FHD, maka video tersebut memungkinkan untuk di zoom atau crop 4x tanpa penurunan kualitas pixel.


Kenapa megapixel tidak terlalu penting

Ada alasan dimana kamera digital dengan resolusi tinggi tidak terlalu diperlukan bahkan sampai tahun ini. Alasannya adalah karena kebutuhan resolusi gambar yang ada sekarang sudah lebih dari cukup. Resolusi yang ditayangkan oleh mayoritas bioskop di Indonesia juga hanya mentok di 2K saja lho. Hanya sebagian kecil saja yang menayangkan dalam 4K, misalnya IMAX. 

Kenapa terlihat tidak pecah? Karena bioskop memiliki teknik ilusi agar gambar terlihat jernih, diantaranya adalah cara menonton yang jauh dari layar, dengan begitu gambar yang terlihat pecah atau blur bisa terlihat tersamarkan. Layar bioskop juga terdapat lubang-lubang hitam yang hanya kelihatan dari dekat, ini juga memberikan efek serupa. Resolusi yang besar juga akan menuntut prosesor yang lebih kuat dan penyimpanan yang lebih besar untuk memproses file.

Megapixel dalam kamera profesional

Mari kita lihat, Blackmagic Pocket Cinema Camera dalam mode 4K format RAW loseless saja, 500GB hanya cukup untuk menampung total 30 menit dari video saja. Itupun sudah membuat kamera tersebut bekerja secara berat. Apalagi jika resolusinya adalah 8K seperti Red Helium, kemungkinan 500 GB hanya cukup untuk sekitar 6-8 menit saja.

Namun itu untuk kamera cinema, sebagian besar kamera baik DSLR, Mirorless, Pocket sampai Smartphone melakukan konversi dari data gambar 12 bit (RAW) ke gambar 8 bit (JPG dan format video mainstream) untuk menjaga ukuran file tetap masuk akal. Walaupun begitu, makin tinggi megapixel makin besar ukuran file dan belum tentu kualitas gambarnya tinggi.

Walaupun seperti itu, 4K atau sekitar 8.3 megapixel itu murni, tidak seperti yang ada pada smartphone. Dalam beberapa smartphone teknik yang digunakan adalah teknik resize. Semula gambar baik foto atau video diambil dalam 8 megapixel misalnya, lalu software pemroses gambar tersebut meresize sesuai dengan resolusi yang diinginkan (baik 48 megapixel, 64 megapixel atau malah 108 megapixel). Hal ini yang menyebabkan terkadang hanya size saja yang besar namun dari segi kualitas masih belum sesuai yang diharapkan.


Kesimpulan 

Mungkin dalam bahasa sederhana, megapixel kamera itu adalah wadah sedangkan isi dari wadah tersebut adalah kualitas gambar. Jika wadahnya besar namun isi dari wadah tersebut sedikit maka wadah tersebut hanya menuh-menuhin tempat saja. Jika isinya banyak namum wadah tersebut kecil, mengibaratkan kualitas gambar yang tinggi namun jadi rendah karena resolusi itu sendiri. Baiknya, dalam pertimbangan memilih kamera, pemilihan resolusi kamera kita sesuaikan dengan kebutuhan dan kualitas gambar yang dihasilkan dari kamera tersebut agar hasil gambar bisa maksimal namun efisien dalam sumberdaya.


Author: Mahendrayana.st

0 comments