Perbedaan Sequel, Prequel, Remake, Reboot, Spin Off

Perbedaan Sequel, Prequel, Remake, Reboot, Spin Off

Star Wars, Harry Potter, Twilight, lalu yang terbaru Top Gun. Juga jangan lupa sederet film Indonesia yang judulnya sama dengan drama Korea. Film-film tersebut adalah film yang memiliki kaitan dengan film lain. Nah, dalam dunia sinematografi, ada beberapa istilah yang sebaiknya kita tahu sebagai penikmat film. Apa sajakah itu?

1. Sequel

Sudah pernah menonton John Wick? Jelas pernah dong. Nah film yang full dengan plot armor ini bisa dibilang salah satu contoh dari sequel. John Wick: Chapter 2 (2017) adalah film yang melanjutkan kisah di John Wick (2014) setelah John berhasil membalaskan dendamnya karena anjingnya dibunuh. John Wick: Chapter 2 (2017) adalah sequel dari John Wick (2014). Lalu dilanjutkan dengan John Wick: Chapter 3 - Parabellum yang merupakan sequel dari John Wick (2014) dan John Wick: Chapter 2 (2017).

Sudah cukup jelas ya bahwa sequel adalah film yang melanjutkan kisah dari film pertama/sebelumnya. Biasanya sequel diberi angka di belakang judul, misalnya Cicakman, Cicakman 2, Cicakman 3, dan seterusnya dan pada dasarnya bertujuan agar penonton paham bahwa sequel tersebut merupakan lanjutan cerita dari film pertama/sebelumnya walaupun banyak yang tidak begitu. Ada juga yang diberi sub judul seperti John Wick tadi. Terkadang ada yang punya judul berbeda, misalnya The Dark Knight yang merupakan sequel dari Batman Begins.

Hal yang harus dipastikan dari sequel adalah film tersebut harus benar-benar lanjutan dari film sebelumnya. Artinya karakternya dalam film tersebut harus sama, artinya karakter A di film keduanya ya dia adalah karakter A di film pertama. Misalnya saja tokoh Peter Parker di Spiderman 2 (2004), ya dia adalah Peter Parker di Spiderman (2002). Tokoh Peter Parker di The Amazing Spider-Man 2 (2014) jelas bukan karakter yang sama dengan Spiderman (2002). Artinya film tersebut bukan sequelnya tapi film tersebut adalah sequel dari The Amazing Spider-Man (2012). Paham sampai sini?


Selain itu, ciri lain dari sequel adalah universenya sama. Universe dari Spiderman (2002), The Amazing Spider-Man (2012) dan Spider-Man : Homecoming (2017) memiliki dimensi universe yang berbeda. Universe yang dimaksud disini tentu saja dunia keseluruhan dalam filmnya ya, karena ada film yang menceritakan perbedaan universe dalam ceritanya, misalnya saja konsep multiverse dalam Avenger : Endgame (2019) atau Spiderman : Far From Home (2021).

Mengingat karakternya harus sama, umumnya sequel menggunakan aktor/aktris yang sama dari film sebelumnya untuk menunjang cerita dan menguatkan jika film tersebut adalah sequel. Tetapi, apabila terdapat kendala yang mengharuskan aktor/aktris berbeda, misalnya aktor/aktris bermasalah dengan kontrak atau meninggal dunia, tidak ada salahnya menggunakan aktor/aktris berbeda. Misalnya ketika tokoh Rhodey di Iron Man (2008) diperankan Terrence Howard dan di Iron Man 2 (2010) diperankan oleh Don Cheadle, tapi Rhodey di Iron Man 2 (2010) adalah Rhodey di Iron Man Iron Man (2008).



Bagaimana dengan kru? Jawabannya jelas bahwa aktor/aktris yang beneran nampang di film saja bisa beda pemeran apalagi seperti produser, penulis naskah, sutradara, perusahaan studio film dll. Sekali lagi, ingat Karakter dan Universe.

2. Prequel

Jika sequel menceritakan kelanjutan kisah dari film pertama/sebelumnya, maka prequel merupakan film yang dirilis setelah film pertama/sebelumnya namun cerita yang disuguhkan mengambil latar kisah yang terjadi sebelum cerita pada film pertama/sebelumnya. Biasanya, beberapa karakter (termasuk karakter utama) yang dihadirkan di film prequel berbeda dengan karakter-karakter di film pertama/sebelumnya meskipun tidak selalu seperti itu. 

Semua prequel menurut definisinya sebenarnya adalah sequel karena dikembangkan dari film sebelumnya. Umumnya, ceritanya berfokus untuk membentuk bagian dari asal mula film sebelumnya. Seringkali prequel menjelaskan latar belakang yang menuntun kepada peristiwa-peristiwa yang ada di kisah aslinya, tetapi biasanya hubungannya tidak dijelaskan secara eksplisit. Terkadang, prequel menggunakan fakta yang penonton sudah tahu apa yang akan terjadi dengan sengaja menggunakan referensi-referensi tertentu.

Karena pada dasarnya adalah sequel, maka pemberian judul, tokoh, universe dan kru tidak berbeda dengan sequel. Contoh dari prequel diantaranya adalah Ouija: Origin of Evil (2016). Film tersebut merupakan prequel dari Ouija (2014) karena kisah yang diceritakan di Ouija: Origin of Evil (2016) terjadi sebelum Ouija (2014). Contoh lain adalah Annabelle: Creation (2017) juga menjadi prequel dari Annabelle (2014). Kalau sudah menonton, selain judul, petunjuk paling jelasnya ada di ending-nya.

3. Remake

Sekarang kita masuk ke istilah yang serupa tetapi tak sama. Remake merupakan film yang dibuat ulang berdasarkan film lawas/aslinya yang ceritanya sebenernya berbeda, namun jalan ceritanya tetap setia dengan materi dari versi aslinya sehingga apabila diamati ceritanya nyaris sama. Film remake biasanya dibuat bertahun-tahun setelah film lawas/aslinya dirilis. Misalnya, kesuksesan Psycho (1960) memicu dibuatnya Psycho (1998) sebagai remake-nya dengan judul dan jalan cerita yang kurang lebih sama.



Terkadang remake film juga dibuat berdasarkan film asli dari negara lain. Misalnya, Let Me In (2010) yang merupakan remake dari film horor Swedia berjudul Let the Right One In (2008). Atau The Departed (2006) yang menjadi produk remake dari film Hong Kong berjudul Infernal Affairs (2002). Hollywood memang sering membuat ulang film-film dari Asia, terutama film horor.

Kenapa saya bilang ceritanya berbeda? Tentu saja karena tokoh A di film aslinya dan remakenya walaupun namanya, latarnya dan universenya terlihat sama, tapi tokoh A di film remake bukanlah tokoh yang sama dengan tokoh A di film aslinya. Begitu juga universenya. Jika sequel yang karakternya sama aktor/aktrisnya bisa berbeda jika sangat terpaksa, apalagi remake yang jelas-jelas berbeda secara tokoh dan universe sehingga aktor/aktris, produser, penulis, sutradara, production house dan kru dll. sama sekali tidak harus sama.

4. Reboot

Nah, sekarang kita masuk ke istilah yang banyak membuat orang bingung. Kalau remake merupakan film yang dibuat ulang berdasarkan film lawas/aslinya dengan cerita yang nyaris serupa, maka reboot adalah film yang dibuat sebagai versi baru dari film lawas/aslinya. Versi dengan konsep yang berbeda dan tidak ada kaitannya dengan film asli/sebelumnya. Jadi, jika film remake mengusung plot penceritaan yang serupa dengan film aslinya, maka film reboot menyuguhkan cerita yang sangat berbeda dengan film lawas/aslinya. Namun, ada kesamaan di antara keduanya, yakni karakternya.

Contohnya, Hellboy (2019). Film ini merupakan reboot dari Hellboy (2004) dan Hellboy II: The Golden Army (2008). Karakter utama tetap sama namun inti cerita serta universenya benar-benar berbeda dan jelas berbedaanya. Atau karakter Spider-Man di Spiderman (2002), The Amazing Spider-Man (2012) dan Spider-Man : Homecoming (2017). Di film Spiderman Tobey punya kekasih Mary Jane, Spider-Man Garfield punya kekasih Gwen Stacy dan Spider-Man Tom punya kekasih Michelle Jones. Karakter utamanya namanya sama namun cerita, tokoh sekitar beserta konflik yang diusungnya berbeda.


Pada dasarnya, remake dan reboot itu sama-sama versi baru. Perbedaannya, jika remake tetap setia dengan cerita aslinya, reboot hadir dengan konsep yang jauh berbeda dari film aslinya.

5. Spin-off

Yang terakhir adalah spin-off. Masih ingat dengan franchise Transformers-nya Michael Bay? Ada satu karakter robot menarik di situ dan karakter tersebut adalah Bumblebee. Karena Bumblebee memiliki banyak penggemar, maka dibuatkanlah film solonya, yakni Bumblebee (2018).



Bumblebee di film Bumblebee (2018) adalah karakter yang sama dengan Transformers (2007) dan semua sequelnya. Begitu juga dengan universe. Perbedaannya adalah di film Bumblebee (2018) hanya berfokus ke karakter Bumblebee dan konflik yang diusungnya lebih personal. Malah terkadang konfliknya tidak memiliki benang merah dengan franchise film utamanya. Contoh lainnya adalah Solo: A Star Wars Story (2018) merupakan spin-off dari Star Wars karena masih berada di universe yang sama namun jalan cerita dan konfliknya lebih personal. Begitu pula dengan Rogue One: A Star Wars Story (2016). Bahkan, Rogue One memiliki status sebagai spin-off sekaligus prequel. Kalau sudah menonton dan melihat ending-nya pasti mengerti, terutama bagi para pecinta franchise Star Wars.

Kenapa harus dibuat Sequel, Prequel, Remake, Reboot, Spin Off ?

Walaupun dalam wawancara, indirect ads dll., Produsen bilang bahwa pembuatan film ini begini begitu dengan berbagai alasan gimmick, Motivasi utama dibuatnya sequel dll. tersebut tentu saja Duit. Uang. Cuan. Itulah tujuan utamanya.

Jika kita telaah film-film yang saya sebutkan diatas sebenarnya memiliki pondasi yaitu film sebelumnya, film asli atau kita sebut saja film dasarnya. Jika film dasarnya saja sudah sukses besar dan adanya keinginan dan penasaran penonton akan kelanjutanya atau versi lain. Maka rumah produksi tentu saja menganggap pertanda baik dan ingin mengulang kesuksesan tersebut dengan resiko kecil, maka dibuatlah film-film yang saya sebutkan diatas.

Misalnya saja perusahaan yang sekarang lagi cuan, yaitu Disney. Disney bukan berarti kehabisan ide, tapi mereka enggan mengambil risiko besar. Makanya Disney lebih sering melakukan pembuatan film ulang dengan metode diatas. Apakah Disney tahu kalau film mereka dijamin akan sukses? Jawabannya singkat : IYA. Tindakan Disney ini tidak patut dipuji dan justru harus kita kritisi karena tidak sejalan dengan prinsip Walt Disney sebagai pendiri perusahaan.


Author: Mahendrayana Setiawan Triatmaja

0 comments