Review BlackMagic Pocket Cinema Camera (BMPCC) 4K


Review Blackmajic Pocket Cinema Camera (BMPCC) 4K
Awalnya saya merasa kamera ini mahal. Tapi setelah merasakan sendiri syuting menggunakan BMPCC 4K, ternyata ya worth it lah. Ada yang pernah melihat penampakan BlackMagic Pocket Cinema Camera (BMPCC) 4K? Yuk kita intip bareng BMPCC 4K milik saya ini.

Apa itu BMPCC 4K?

BMPCC 4K adalah kamera sinema entry level yang dikeluarkan oleh Blackmagic design. Karena disebut kamera sinema, maka kamera ini pada dasarnya hanya diperuntukkan untuk video, bukan foto. Ternyata ada loh kamera begini, jaman dulu kan adanya kamera yang engga bisa video cuma bisa foto.

Pendahulunya yaitu BMPCC hanya bisa untuk merekam video, tidak bisa digunakan untuk mengambil still image 1 frame (foto). Tetapi ada yang beda dengan BMPCC 4K, kamera ini juga dapat melakukan pengambilan foto dan disediakan shutter foto. Hanya saja, foto yang dihasilkan hanya format RAW dengan resolusi 4K (sekitar 8.3 megapixel) saja. Memang sih, video RAW kan sebenarnya juga foto raw 1 frame yang jumlahnya banyak tergantung FPS, ini diambil 1 frame saja. Ya itu karena kamera ini melakukan ekstrak 1 dari sekian banyak frame yang ada dalam footage. Bingung engga?

Performa

Benar sekali BMPCC 4K muncul dengan sistem MFT. Saya pernah bahas soal MFT di postingan ini, Mengenal apa itu MFT. Kelebihannya kita engga perlu khawatir akan kelangkaan lensa karena kita bisa juga pakai lensa dari Olimpus, Lumix, Xiaomi, Leica dan lensa MFT lain, baik membeli sendiri atau pinjam teman.

Kamera ini juga dilengkapi dual native ISO di 400 dan 3200 dan memang ketika saya coba pada cahaya cukup dan merekam di kedua ISO tersebut noise nya sama sekali tidak terlihat. Noise mulai terlihat apabila meggunakan ISO 6400 atau keatas. Tapi sebenarnya noise ini bisa dihilangkan dengan software bawaan kamera ini yaitu DaVinci Resolve Studio (yang sudah include dalam paket pembelian).

Walaupun begitu saya tidak menyarankan menggunakan ISO 16000 atau di atasnya dalam lowlight karena noise nya sudah sangat sulit untuk diajak kompromi, kecuali memang konsep dari video nya seperti itu ya.

Resolusi, Framerate dan Codec

Kamera ini dapat merekam 4K RAW di 60 FPS dan disimpan dalam memory lho. Sangat wow untuk kamera dengan ukuran dan harga segitu, inilah yang jadi nilai plus nya. BMPCC 4K dapat dipakai slowmo slowmo-an dengan crop sensor sampai 1920x1080 di 120 FPS di RAW 12 bit, bukan di 8 bit.
Namanya juga cinema camera jadi kamera ini hanya bisa merekam Prores (10 bit) dan RAW (12 bit). BMPCC 4K engga bisa merekam 8 bit seperti kamera-kamera mainstream misalnya Sony Alpha. Jadi kalo misalnya pas di view di laptop kok patah-patah itu karena PC kita yang lemah bukan hasilnya yang jelek.

Untuk view saja BMPCC 4K ini disarankan untuk memakai Windows dengan spesifikasi tinggi atau Mac biar engga patah-patah apalagi untuk mengedit videonya. Oleh karena itu, sebelum membeli BMPCC 4K hal ini perlu dipertimbangkan deh. Eh tapi tenang saja, karena di format terendahnya Prores Proxy 1920x1080 (format terendahnya aja gini) ngga terlau berat untuk di preview di laptop lemahKarena engga bisa rekam 8 bit maka settingan terkecil dari BMPCC membutuhkan memori yang amat sangat besar. 

Sebenarnya seberapa si gambaran size hasil video BMPCC 4K ? Setelah saya coba menggunakan SSD 500GB. Untuk setingan tertingginya menggunakan RAW 4K loseless 60FPS, 500 GB dapat merekam hingga tepat 30 menit. Sedangkan untuk Settingan terendahnya yaitu Prores Proxy Full HD 23.98 FPS dapat merekam sekitar 1350 menit hingga memori penuh.

Ukuran

Walaupun dinamakan Pocket atau dalam bahasa Indonesia adalah kantong atau saku, tetapi BMPCC 4K ini terasa sulit untuk masuk ke dalam saku. Ya karena bentuknya segede gaban yang bahkan lebih gede dari kamera DSLR. Mirip-mirip lah seperti Blackmagic Ursa Mini yang sebenarnya juga enggak mini juga. Eh tapi kan mini itu relatif juga ya, lagipula mungkin saku yang dimaksud adalah saku-nya doraemon.

Memangnya body besar buat apa sih? Ternyata terdapat kelebihan karena body nya yang besar, kamera ini punya “ventilasi” yang baik dan kamera ini sama sekali tidak pernah mengalami namanya overheat walau dalam keadaan merekam 4K 60 FPS dalam format RAW berjam-jam dan hanya akan berhenti hanya karena baterai atau memory habis, bukan karena overheat.

Layar

Masih berhubungan dengan sebelumnya, mungkin ukuran yang besar itu adalah agar layar yang ada muat untuk diletakkan di body BMPCC. Layarnya sendiri sudah 5 inch. Tapi yang paling keren, layarnya ini Hi-Res banget. Beda lah dengan kamera-kamera DSLR seperti Canon atau Mirrorless seperti Sony Alpha. Engga ada kotak-kotak (pixelate) gitu HUD nya. Bahkan saking besarnya, settingan kamera seperti FPS, Shutter Speed/angle, IRIS, ISO, White Balance, Tint bisa langsung disetting dengan sentuh-sentuh dan geser-geser layar ga perlu harus masuk menu. Resolusi yang dihasilkan oleh layar ini juga Full HD yang bikin mata makin manja.

Permasalahannya adalah layarnya itu fix artinya engga bisa di putar ke atas atau bawah seperti keluarga Sony Alpha. Apalagi diputar ke depan dan samping sehingga memerlukan monitor tambahan apabila ingin memonitor gambar dari sudut pandang yang berbeda.

Dedicated Sound Input

Selain untuk menampung layar 5 inchi, body bongsor BMPCC 4K juga disebabkan adanya dedicated sound input. BMPCC 4k mempunyai microphone stereo bawaan di kanan dan kiri mounting lensa, sehingga apabila belum menggunakan perangkat sound bisa menggunakan ini.  Selain itu juga dilengkapi speaker bawaan. Mantep kan?

Interface

Seperti kamera profesional, interface BMPCC 4K ini sudah amat sangat lengkap. Terdapat slot input output yang ada di body kiri kamera yang dibagi dengan 3 jenis yaitu Audio, HDMI dan Input lain.

1.  Dalam audio, terdapat 2 slot yaitu:
-  3.5mm Stereo Mic Input yang memungkinkan merekam menggunakan bantuan microphone eksternal dengan diameter jack 1/8 inch atau 3.5mm
-    3.5mm TRRS Headphone/Microphone Output yang memungkinka kita bisa memonitor langsung suara yang nanti akan dihasilkan kamera ini

2.  HDMI hanya terdapat 1 slot HDMI output. 
Oh iya, secara HDMI ini bisa memberikan output Audio Loseless dan Video 4K murni lho apabila kabel yang digunakan support (tentunya mehong kabelnya). Jadi apabila ingin di record menggnakan Recorder External seperti Atomos, informasi video dan audio yang diberikan kamera ini bisa maksimal.

3.  Input lain yaitu
-   USB Type C Female.
Tidak sembarangan, slot ini tergolong host lho artinya sudah selayaknya PC atau OTG Pada Smartphone kelas atas. Sehingga kita dapat menggunakan USB Drive atau SSD USB Type C Male langsung sebagai sarana untuk merekam menggantikan CFast Card II atau UHS II yang harganya selangit. Bahkan speed rate USB type C nya menurut saya lebih cepat dan lebih ekonomis dibandingkan CFast II atau UHS II.
- Pin Mini XLR Mic/Line Level (+48V Phantom Power) yang memungkinkan kita dapat memasukkan mic professional yang kebanyakan menggunakan mini XLR secara langsung.
-  Input 12 V yang memungkinkan kita menyalakan BMPCC kita langsung ke sumber listrik atau Baterai V Mount tanpa perlu menggunakan baterai LP-E6 sehingga bisa menyala jauh lebih lama.

Ketahanan Baterai

Engga perlu takut akan mahal atau langkanya baterai ini karena baterai BMPCC 4K menggunakan baterai yang sama dengan DSLR Canon 1 atau 2 digit, yaitu LP-E6 . Jadi harga baterai ini sangat terjangkau dan mudah untuk dicari. Kita juga dapat dengan mudah pinjam teman yang punya DSLR Canon.

Namun yang jadi permasalahan adalah baterai ini sangat tidak tahan lama. Untuk penggunaan foto saja sangat boros apalagi digunakan untuk video. Berdasar pengalaman, untuk merekam tanpa dimatikan hanya bisa bertahan sekitar 20 menit saja tanpa mati. Dan baterai BMPCC ini sepertinya punya proteksi dimana apabila baterai hanya tersisa 40% akan mati sendiri. Untuk itu saya menyarankan agar menggunakan baterai external seperti V Mount agar bisa menyala berjam-jam atau langsung colok saja ke sumber listrik jika tersedia karena BMPCC 4K sudah diberikan adapter AC di box nya.

Kesimpulan

BMPCC 4K adalah terobosan baru yang cukup worth it to buy bagi para sineas. Urusan penyimpanan, tampilan, hingga baterai sudah memakai teknologi terupdate. Untuk sineas pemula yang tidak memerlukan color grading di post produksi, kamera ini kurang cocok. Ya bisa sih, tapi sayang saja.

Berikut ini contoh footage-footage dari BMPCC 4K baik itu kondisi indoor, outdoor, siang, maupun malam hari.


Semoga review ini bermanfaat dan selamat berkarya ya, apapun kameranya. Percayalah bahwa yang terpenting adalah man behind the gun! 

0 comments