Review Film Negeri Dongeng (Dokumenter)


review film negeri dongeng
Pernah kebayang ngga sih nonton film di tengah hutan di bawah cahaya bulan dengan sajian makanan ala desa dan iringan musik? MasyaAllah, kami baru saja mengalaminya saat nonton film "Negeri dongeng" yang dihelat  Sinema Kaki Gunung.

Sinopsis

Negeri Dongeng melibatkan tujuh sineas sekaligus pendaki. Film yang berdurasi 105 menit ini mengisahkan perjuangan mereka mencapai tujuh puncak gunung di Indonesia.

Anggi Frisca, Teguh Rahmadi, Rivan Hanggarai, Jogie KM Nadeak, Yohanes Pattiasina, dan Wihana Erlangga yang melakoni ekspedisi mendaki gunung pada November 2014. Mereka mengawali semuanya dari Gunung Kerinci di Jambi dan mengakhirinya 3 tahun kemudian di pegunungan Cartens Papua.

Review


Apakah itu film dokumenter? Secara definisi iya. Hanya saja mungkin hasilnya sesuai dengan tujuan utama dari film dokumenter yang dibuat. Jadi pembentukan tensi dari filmnya, ketika mulai naik tiba-tiba gauge nya hilang lagi. Penonton jadi kurang mendapatkan feel nya, penonton juga tidak terbangkitkan untuk mengubah perilaku. Misalnya perasaan bersalah telah membuang sampah, menggunakan plastik dan  berjanji gak akan melakukan itu lagi.

Beberapa drama yang ada dalam film juga terasa memaksa. Misalnya adegan memarahi karena membawa makanan, kopi dll yang serba sachet dengan alasan benda tersebut adalah plastik. Padahal inti dari menghindari plastik itu sebenarnya adalah kita tetap menggunakan tapi tidak membuangnya sembarangan (misalnya membawanya kembali setelah pendakian gunung), pengelolaan sampah plastik yang benar bukan seolah memojokkan dan benar-benar menghilangkan plastik dari kehidupan. 

Lucunya, sachet-sachet itu dibuka bungkusnya dan malah dimasukkan ke dalam plastik sekali pakai (bukan sejenis box yang bisa isi ulang). Tentu hal ini menimbulkan kesan yang tidak bagus atau sia-sia.

Anyway apakah bungkus kopi sachet itu plastik? itu secara teknis bukan plastik. Mungkin anak teknik paham tentang ini.

Banyaknya pesan sponsor eiger yang tampil seolah film ini jualan tenda sepatu dan peralatan mendaki. Tidak salah memang tetapi berlebihan. Apalagi menggunakan artis yang melakukan drama justru menambah kesan komersial dalam film dan merusak definisi dari film dokumenter itu sendiri.

Soal pesan sih ya, ada banyak hal yang sebenarnya sangat bagus di film Negeri Dongeng bila ditampilkan dengan mengurangi unsur komersil.

sebagian yang kami tangkap:

1. Kita jadi tahu seberapa kaya negeri Indonesia sampai-sampai saking kaya nya kita tidak bisa membeli kekayaan kita sendiri.
2. Produk dari indonesia untuk kelas unggulan lebih banyak diekspor sedangkan pasar nasional hanya membeli produk kelas buangan yang berdampak pada kesejahreraan mulai dari pekerja sampai ekonomi Indonesia sendiri. Padahal kalau pengelolaanya dengan tepat, Indonesia (termasuk rakyatnya) bisa sejahtera
3. Edukasi kepada pecinta alam bahwa seharusnya mereka membawa sampahnya ke bawah dan menghindari membawa bahan non-organik sekali pakai sebagai bungkus. Agar kesan pecinta alam itu tidak sekedar julukan bagi pendaki gunung, tetapi pure sebagai manusia yang mencintai alam
4. Otonomi khusus khususnya di bidang pengelolaan SDA ternyata tidak semata-mata menghasilkan output yang bagus, sepertinya menyiratkan pesan kepada pemerintah dan legislatif untuk mengkaji hal ini. 

Rate


3/5
Pada intinya sesuai judulnya, Indonesia itu banyak cerita tentang keindahan Indonesia atau seperti kisah negeri dongeng yang mana negeri tanpa cela. Namun  kisah sebenarnya adalah seperti yang ditampilkan dalam film ini mengisyaratkan kepada kita untuk benar-benar mencintai negeri ini dengan hati, bukan hanya kata-kata aja. Agar keindahan dongeng itu bisa benar2 terjadi.

0 comments