6 Hal Yang Membuat Lomba Video Tidak Menarik Diikuti

6 Hal Yang Membuat Lomba Video Tidak Menarik Diikuti
Hallo para lomba video hunter! Gimana, masih nyesek karena ada lomba kementrian yang hadiahnya ratusan juta itu? Aku juga lomba hunter kok, lumayan sering ikut lomba sejak masih unyu-unyu (re:SMA) atau tepatnya 8 tahun lalu khususnya pada ranah video dan short movie. Sampai saat ini, ada saja yang membagikan informasi lomba video di baik di grup WA geng, komunitas maupun sosial media, namun ya tidak semua diikuti. Kadang ada lomba yang 'berpotensi' bikin nyesek.

Lomba video atau short movie adalah salah satu jenis dari lomba di bidang seni. Artinya apa? Lomba ini adalah lomba yang murni bersifat subjektif. Kemenangan yang kita dapat semata-mata ditentukan oleh subjektifitas juri atau tim penilai. Walaupun subjektif, tetapi memang disitulah letak tantangan dan keseruan dari semua lomba jenis ini. Oleh sebab itu perlu kita mengetahui tips-tips dan strategi untuk bisa memenangkan lomba atau setidaknya hasilnya tidak buruk-buruk amat.

Tapi ada hal yang bikin kita lebih banyak memilih untuk tidak mengikuti atau menjadi malas untuk mengikuti lomba tersebut. Tentu bukan hadiah kok karena bagi lomba hunter hadiah bukanlah yang utama. Kecuali jika yang dicari adalah hadiah
Jadi, apa sajakah itu? Check this out..

1. TEMA 

Sebenarnya nggak terlalu jadi sumber masalah bagiku tapi untuk sebagian besar orang, menurutku malah jadi tantangan. Tema, apalagi yang syaratnya dikerucutkan sampai segmented banget itu kurang menarik bagi sebagian besar orang. Tiap aku ikut gini banyak temen-temenku yang biasanya ikut jadi engga ikut. Solusinya, walaupun tematik sebaiknya panitia lomba memberikan kebebasan buat membuat videonya.

2. CARA PENILAIAN

Ini parah sebenarnya. Sineas/videografer itu yang keren-keren justru mayoritas bukan kalangan influencer (followersnya ga banyak). Kalau syaratnya sebatas "Kalo mau ikut harus share poster lomba" sih gpp. Tapi lomba video/film yang penilaiannya dari jumlah like, jumlah viewers atau sistem vote tentu merugikan (peserta dan penyelenggara) dan paling bikin males. 

Biasanya yang menang itu yang videonya biasa-biasa atau jelek (gak berkualitas). Tapi emang lomba seperti ini tujuannya kan iklan. Kalau memang harus dari like, solusinya sih 2 orang pemenang dinilai oleh juri profesional di bidangnya dan 1 pemenang favorit yang dinilai oleh likes dan sejenis itu. 

3. HADIAH

Bukan soal dikit banyak. Agak males kalo hadiah itu dalam bentuk barang, apalagi kalo hadiahnya pulsa, voucher yang berkadaluarsa dsb. Yang dibutuhin orang itu duit. Kalaupun buat hadiah tambahan sih enggak apa-apa. Misal : 500rb + voucher belanja/souvenir .
Oiya ada lomba yang hadiahnya engga dicantumin di poster juga males banget. Misal aja nih kalau tulisannya "Total hadiah jutaan rupiah", bikin orang mikir "Lah ini sejuta bagi tiga?"

4. TIM PENILAI 

Juri itu harus disebutkan di publikasi lombanya. Kalau enggak juga bikin peserta males banget ikutan. Lomba videografi/film itu lomba seni, sifatnya subjektif, juri itu faktor kunci yang menentukan pemenang. Jadi harus dicantumin siapa saja. Lomba kemetrian soal new normal itu jurinya siapa ya?

5. DEADLINE 

Faktor ini juga jadi pembatas, kadang banyak yang baru tahu ada lomba malah sehari sebelum deadline. Walau terkadang nekat sih, jadi  kualitas nggak maksimal. Baiknya diberi jarak minimal se mepet-mepetnya ya 2 minggu sekalian menjaring banyaknya peserta yang ikut.

6. INFO TIDAK JELAS

Kalo lomba itu tidak jelas infonya, syaratnya apa, videonya harus gimana, ngumpulinnya gimana. Mending ngga ikut deh.

Berkarya memang engga harus nunggu lomba, dan lomba bukan semata soal hadiah. Jangan sampai down berkepanjangan ketika kita belum berhasil dalam lomba. Mungkin bukan karya kita jelek, tapi belum sesuai saja dengan selera juri.

Lomba Kementrian/Lembaga pemerintahan

Sengaja memberikan pembahasan khusus mengenai lomba video yang diadakan kementrian, atau institusi pemerintahan pada umumnya di sini. Dari sisi nominal hadiah pastinya memukau banget, tapi sering terjadi kontroversial pada hasil pemenangnya. Memang tak semua, tapi template lomba yang diadakan kementrian atau Lembaga pemerintahan itu biasanya tidak menyebutkan siapa jurinya. Oiya, semenjak era medsos penilaian like dan komen juga disertakan.

Bagi peserta jadi agak gambling, karena pemenang adalah yang sesuai selera juri bukan? Sering ditemukan karya video yang biasa saja malahan yang menang. Berikut ini adalah hal yang perlu diperhatikan ketika ikut lomba video kementrian:

  • Jurinya adalah para pejabat dari internal kementerian/lembaga itu sendiri. Murni dari kementerian, tanpa adanya juri ahli, tanpa didampingi ahli dan terkadang tidak ada kemampuan dan keilmuan dari juri itu sendiri. Dan kebanyakann ya…boomer. Bagaimana seleranya? Bisa jadi ada yang suka video ala tiktok, tapi ya kebanyakan suka video ala dokumentasi atau berita. Kalaupun film pendek, plotnya ala sinetron dan sepertinya tidak perlu efek aneh-aneh seperti CGI misalnya.
  • Keputusan juri pada umumnya adalah pasti ada juara 1 2 3. Kalau lomba yang diadakan kementerian, juri punya keputusan lain yaitu tidak ada pemenangnya jika karya-karya yang ditumpuk tidak ada yang sesuai dengan selera dari juri itu sendiri atau tidak ada yang sesuai dengan nilai-nilai dari instansi tersebut. Alasan lain adalah anggaran yang tersedia untuk memberi hadiah ternyata tidak ada.
  • Pejabat itu orang yang susah ditemui. Seringnya sebagai solusi adalah perpanjangan lomba atau perpanjangan penilaian. Yang paling parah adalah lomba dibatalkan. Para bawahan tidak mau ambil resiko untuk menilai sendiri tanpa persetujuan dari atasan. Bisa-bisa disemprot ‘kenapa kamu milih ini pemenangnya?’ lalu di mutasi kr far far away.
  • Perhatikan kepentingannya. Terkadang yang menilai bukan pejabat eselon 2 tapi langsung menteri. Kita liat apakah menteri tersebut basicnya profesional atau politikus. Kalau politikus diusahakan menteri tersebut muncul atau disebut di film. 

Itu tadi adalah 6 hal yang jadi pertimbanganku buat ikutan lomba video apa tidak, ditambah dengan pembahasan mengenai lomba yang diadakan kementrian atau lembaga pemerintahan. Kalau ada yang punya pengalaman pernah dibuat nyesek oleh lomba boleh dong share di kolom komentar!

Author: Mahendrayana.st

0 comments