5 Cara Menciptakan Adegan Keramaian (Dari low budget hingga Profesional)


5 Cara Menciptakan Adegan Keramaian (Dari low budget hingga Profesional)

Mari kita bayangkan  jika saja film kita memerlukan ratusan ribu orang sebagai figuran dan kita harus membayar orang tersebut masing-masing sekitar 100 ribu rupiah, bisa bisa kita mengeluarkan puluhan miliar hanya untuk membayar figuran saja. Dan hal itu masih terhitung bayaran yang kecil lho untuk pembuatan film professional.

Jika hal tersebut dilakukan tentu saja ini akan mengurangi pendapatan bersih dari film tersebut. Belum lagi jika film tersebut kurang laku dipasaran, bisa-bisa investor akan dipusingkan karena ini. Investor akan kabur dan kapok untuk menginvestasikan uangnya kembali.

Nah bagaimana solusi untuk mensiasati hal tersebut? Jawaban terbaik adalah "tipu muslihat" untuk menghemat biaya. Dalam film yang memerlukan banyak orang nyata, para pembuat film selalu punya cara untuk menghemat biaya dan selalu menggunakan segala cara untuk menghindari harus membayar ribuan orang.

Apa sajakah diantaranya?

1. Penggunaan talent yang sama berulang-ulang

Seringkali orang-orang itu sebenarnya tidak banyak, tapi mereka direkam dan digunakan berulang-ulang di foreground dan untuk jumlah orang yang banyak. Cara ini merupakan cara klasik yang sangat murah dan mudah. Masih ingat film-film Rambo? Ya jelas sekali musuh Rambo yang mati muncul lagi berulang-ulang sampai kita hafal wajahnya. Sebenarnya hal ini mengurangi logic film itu sendiri dan melanggar prinsip continuity, oleh karena itu kebanyakan filmmakers yang menggunakan talent berulang menggunakan teknik menutupi wajah. Misalnya saja dalam film-film John Wick musuh-musuh yang “kurang penting” menggunakan alat-alat apapun yang menutupi wajah mereka sehingga kita tidak tau kalo orang tersebut berkali-kali mati.

2. Lukisan Matte

Dimana ini teknik compositing yang digunakan jauh sebelum ada aplikasi compositing. Teknik ini membuat para pembuat film menciptakan ilusi lingkungan yang mungkin tak hadir di lokasi syuting. Dulunya, para pelukis matte dan teknisi film memakai berbagai teknik untuk memadukan gambar lukisan matte dengan rekaman aksi hidup. Misalnya saja film-film Charlie Chaplin, dimana terdapat banyak adegan berbahaya seperti di ketinggian padahal hal tersebut hanya menggunakan ilusi lukisan Matte. Hal ini tentu dapat diaplikasikan untuk membuat ilusi ratusan ribu orang di tengah-tengah aktor.


3 . Penggunaan properti seperti orang-orangan kardus

Menggunakan manekin terlalu mahal? Ya mungkin kita filmmaker low budget bisa menggunakan kardus yang dibentuk seperti manusia dan digambar. Teknik penggunaan manekin dan orang-orangan ini masih dipakai lho sampai sekarang. Misalnya saja untuk menciptakan ilusi penonton pertandingan seperti di stadion.

4. Computer-generated imagery

Nah ini tentu kita gak perlu jelaskan lagi ya. Untuk filmmakers profesioal mereka akan menggunakan ini untuk membentuk orang-orang yang  jumlahnya seperti semut di TV yang ga ada sinyalnya. Jangankan orang, bumi hancur saja bisa dibuat dengan ini.

 5. Teknik pendekatan persuasif

Menciptakan keramaian menggunakan orang sekitar tentu saja selain murah, juga dapat menciptakan kondisi environtment yang natural sesuai dengan keadaan di sekitar sana. Anak kecil, warga sekitar, maupun siswa di sekolah tentu saja tertarik jika ada adegan shooting, apalagi jika ditawari untuk menjadi bagian dari pembuatan film itu sendiri bahkan mereka bersedia menawarkan diri dengan senang hati tanpa dibayar.

KONKLUSI

sebenarnya masih banyak teknik-teknik untuk menciptakan adegan keramaian tanpa harus mengeluarkan uang yang banyak. Tentu saja dibayar dengan kreativitas kita dalam menciptakan keramaian tersebut (makanya kreativitas itu mahal harganya). Apakah anda salah satunya pengguna teknik tersebut? Atau jangan-jangan punya teknik sendiri?

Ditulis oleh: Mahendrayana Setiawan Triatmaja

0 comments