Review Kamera Mirrorless Sony A6000

Review Kamera Mirrorless Sony A6000

Bagai cendawan di musim hujan, sony A6000 banyak banget yang punya. Terutama di kalangan pemula yang menggunakan mirrorless. Ketenaran merek Sony membuat konsumen yakin untuk memilikinya. Kualitas yang didapat bisa dibilang melebihi dari ekspektasi jika tahu harganya berapa. Masa sih? Yuk kita review kelebihan dan kekurangan kamera mirrorless Sony a6000.


++ KELEBIHAN ++

Harga Murah
Harga yang relatif murah (harga baru sekitar 6-8 juta) yang mana kelebihannya menurut saya melebihi harganya.

Kecil dan Compact
Dari segi dimensi yang relatif kecil dan bobot yang ringan (bodynya hanya 285 gram). Bagi pemula, menggunakan kamera yang besar dan berat akan terasa merepotkan. Apalagi kalau keperluannya untuk dipakai sehari-hari dan traveling. Sebisa mungkin tidak menghabiskan banyak space di dalam tas. Sony A6000 compact banget, serasa membawa kamera pocket saja.

Flash
Memiliki build in flash dengan GN nya sekitar 6 untuk 6 meter. Cukup untuk foto sehari-hari. GN itu guide number atau angka yang menunjukan tingkat kecerahan flash. Angka ini bermanfaat buat setting flash agar hasilnya alami. Parameter yang diperlukan dalam pengaturan flash adalah bukaan (aperture) dan ISO. Bisa ketemu nih, jarak optimal lokasi Flash dengan catatan lampu langsung menghadap ke objek.

Autofokus Cepat
Autofokus yang super cepat terutama saat siang hari atau saat kaya cahaya (menggunakan 179 titik phase detection untuk siang hari dan untuk lowlight menggunakan 25 titik area contrast detection) . Auto focus ini memiliki kemampuan deteksi wajah. Bahkan ketika menggunakan lensa lain misal milik DSLR Canon dengan converter, kemampuan deteksi ini tidak berubah

Lensa banyak
Pilihan lensanya sangat-sangat banyak. Dapat menggunakan lensa e-mount milik APSC maupun mirorless dari sony. Bahkan lensa dari dslr maupun dari kamera lain pun bisa dipasang di kamera ini.

Burst
Kecepatan memotret burst 11 fps (setara dengan DSLR hi class seperti Canon 1 digit).

ISO Tinggi
ISO hingga 25600 dan dapat ditarik hingga 51200 (noise tidak terasa hingga ISO 800 dan bahkan hampir sama sekali tidak terlihat hingga 3200).

Shutter Speed 
Jangkauan shutter speed di 30 detik hingga 1/4000 detik.

Firmware
Sudah terpasang firmware untuk membuat efek-efek seperti kartun dll. (jika diperlukan) .

Slot micro HDMI
Terdapat slot micro-HDMI untuk menyambungkan ke perangkat-perangkat visual dan slot micro-USB untuk transfer data maupun remote. Oh iya, a6000 bisa charging baterai langsung ke kamera dengan menancapkan charger ke slot micro-USB lho, jadi nggak perlu charger eksternal (walaupun tidak disarankan).

Ketahanan baterai
Baterainya yang relatif hemat untuk kelas mirorless. Percobaan memotret timelapse didapat bahwa 600 foto dalam 30 menit hanya berkurang tidak lebih dari 25%. 

Transfer data mudah
Wifi, NFC, dan Infrared namun hanya untuk memudahkan transfer file/remote kamera.

Viewfinder
Adanya viewfinder yang sangat berguna jika panas terik dan LCD silau/tidak terlalu terlihat.

Record button
Disediakan tombol record video yang didesain mudah dipencet menggunakan jempol sehingga kita bisa sesegera mungkin merekam tanpa merubah ke mode video sehingga kita tidak kehilangan moment.

Shortcut button
Disediakan juga 2 tombol custom yang mana C1 terletak di samping tombol shutter dan C2 yang berada di pojok kanan bawah yang mana juga berfungsi untuk menghapus foto/video. Fungsi tombol custom ini bisa kita setting sendiri dan sangat berguna untuk mendapatkan shortcut misalnya untuk settingan foto tertentu sehingga kita tidak perlu setting-setting lagi.

Stabil Untuk Video
Tren video memang melonjak naik. Pengguna kamera meski masih pemula kini juga mempertimbangkan aspek video. Yang membedakan video amatir dengan pro salah satunya kestabilan. Pengguna sih ingginya tanpa stabilizer tambahan video sudah halus. Apalagi untuk yang suka buat vlog. Sony A6000 lebih stabil secara handheld dibanding rekan dari merek sebelah Fujifilm XA2. Tetap saja ya, kalau mau lebih yahud sebaiknya memakai stabilizer tambahan.

Warna Mudah Diedit
Sony A6000 memiliki mode warna neutral. Di sini, saturation dan kontras bisa kita turunkan atau naikkan sesuka hati. Bagi yang menginginkan post processing baik foto maupun video, mode ini sangat membantu memudahkan saat coloring.


--KEKURANGAN--

Pixel layar LCD kurang
Kepadatan pixel layar yang menurutku kurang dan menghasilkan warna yang berbeda ketika dibaca di gadget lain misal layar PC atau Smartphone.

LCD tidak 180 derajat
Ngevlog atau selfi enaknya langsung dengan cara memutar LCD dong? Sayangnya LCD kamera sony A6000 tidak bisa diputar 180 derajat. Hanya bisa tilting ke atas 90 derajat dan ke bawah 45 derajat.

Belum touch screen
Fokus yang cepat asiknya sih didukung dengan touch screen. Mengatur titik fokus akan lebih fleksibel. Selain itu dengan layar sentuh, setting kamera pun akan lebih ringkas. Untuk setting masih menggunakan metode konvensional yaitu tombol fisik. Hal ini tentu memperlambat proses setting kamera. Begitu juga autofokus tidak bisa dengan mudah di pilih maupun di lock hanya dengan menyentuh.

Kontras Kurang Pada Viewfinder
Layar di elektronik viewfinder kontrasnya relatif kurang tinggi sehingga terasa berbeda jika diputar ulang bahkan di LCD nya sendiri dan bintiknya sangat terlihat.

Mudah baret
Build Qualitynya yang terasa kurang, mudah baret kalau tidak ada pelindung. Bahkan layarnya sendiri terbuat dari bahan plastik sehingga saran saya perlu segera diberikan pelindung berupa tempered glass ketika baru beli.

Tidak Ada Slot Microphone Input
Tidak adanya slot microphone input dan headset untuk memotitor audio saat merekam video dan tidak tersedia juga alat untuk mengatasi ini.

Batas maksimum Kualitas Video Kurang
Batas maksimum untuk perekaman videonya hanya 1080p dan fps tertingginya juga hanya 50 fps, itu pun harus diset di 720p. Namun bisa ditingkatkan ke 60 fps kok dengan update firmware terbaru.

Booting lama
Booting/startup dari dinyalakan hingga keluar gambar di layar relatif lama. Kira-kira 2 detik.

Auto focus saat lowlight kurang
Metode autofokusnya membuat kamera ini superior hanya di siang hari atau saat cahaya berlimpah, namun malam hari/lowlight tidak secepat di siang hari. Bahkan untuk membantu autofokus perlu adanya lampu trigger autofokus berwarna jingga terang yang menurut saya mengganggu dan tidak bisa dibuat untuk memotret secara diam-diam.

Tidak ada charger eksternal
Mungkin pengguna akan mencari-cari sata baru pertama mmebeli kamera ini. Dimanakah charger eksternalnya? Ternyata sony a6000 hanya dibekali USB untuk charging. Padahal, keseringan charging langsung dari kamera tidak baik untuk performanya. Mau nggak amu beli deh charger eksternal tambahan yang ada dari kisaran 50ribu hingga 900ribu rupiah.

Review singkat kamera sony a6000 ini semoga menjadi bahan pertimbangan saat memilih kamera kamu ya. 

0 comments