Review Film 1917

Review Film 1917
Film 1917 punya premis yang sangat sederhana. Secara garis besar, film 1917 bercerita tentang prajurit muda yang harus menyampaikan pesan kepada perwira resimen tantara Inggris di barisan perang terdepan. Prajurit itu harus melewati belasan kilometer berjalan kaki di medan perang dengan ancaman tembakan dan ledakan di setiap langkah.

One Shot

Yang bikin wow, film ini berani pakai konsep one shot di mana kamera mengikuti aktor utama sepanjang film. Medan perangnya yang terlihat begitu nyata dan seperti tidak ada lokasi yang diulang untuk scene berikutnya. Belum lagi adegan-adegan dengan kesulitan tinggi seperti tercebur sungai yang tetap menggunakan konsep one shot dan adegan tembak-tembakan di bangunan runtuh pada malam hari.

Susah? Tentu saja. Teknik one shot adalah Teknik dalam sinematografi yang harus direncanakan secara matang. Karena sebuah kesalahan sedikit saja pengambilan gambar harus diulang dari awal. Namun ada beberapa adegan dalam film ini yang terasa pengambilan gambar one-shot berhenti untuk disambung kembali. Khususnya ketika kamera lebih fokus pada benda-benda yang ada ketimbang aktor yang sedang berdialog. Misalnya saja batu, pohon, bayangan, itu beberala yang saya temukan.
Review Film 1917

Transisi video ala 1917

Dari sini saya menduga bahwa sebenarnya film ini tidak sepenuhnya menggunakan one shot murni tetapi tetap menggunakan Teknik cut yang mana penggabungan hasil shot dan editing yang begitu sempurna sampai penonton tidak menyadari jika ada cut diantara shotnya. Yang lebih meyakinkan saya lagi setelah adegan tembak-tembakan dalam rumah yang menyebabkan Kopral Scofield pingsan harus ditambahan scene hitam legam untuk transisi. Itu lho yang dia terjatuh ke belakang (mencelat) di tangga sampai pingsan gara-gara ditembak.

Dahulu kala untuk membuat beberapa transisi videografi agar tidak terkesan “power point” adalah teknik masking transision. Namun setelah menonton film ini membuat saya merasa bahwa teknik transisi ini sudah kuno. Transisi cut dalam film ini akan saya namakan dengan “Transisi 1917” yaitu transisi yang menggabungkan shot terencana dan editing yang pas agar terkesan seperti one shot. Bagi videographer atau vlogger sepertinya teknik ini dapat kalian aplikasikan di video kalian agar tidak mainstream.

Pengambilan Gambar

Dari segi Teknik pengambilan gambar, terlihat sekali bahwa shoot film ini sebagian besar menggunakan gimbal. Hanya saja penggunaan gimbal disini terlalu terlihat dikarenakan banyak adegan yang tidak ada tilt atau roll movement dalam shotnya, hanya panning atau yaw movement saja dan gerakannya kurang terlihat smooth (yah kira-kira seperti cara saya nyooting lah).

Itu mungkin sisi teknis ya. Bagi saya dari sisi cerita juga terdapat beberapa kejanggalan yang membuat sebagian orang tuh merasa keheranan, gemas, gatal bahkan jengkel ketika menonton film ini

Kejanggalan di film 1917

Maaf mengandung spoiler, bagi penikmat spoiler silahkan baca.

Pertama, setelah adegan kopral Blake dibunuh oleh pilot tempur Jerman tiba-tiba muncul bertruk-truk tentara dari resimen lain. Kok bisanya ga kedengeran ya? Padahal mobil kuno suaranya memekakkan telinga. Mungkinkan maksud sutradara adalah agar momen kematian lebih dramatis?

Kedua, Pada saat adegan kejar-kejaran di malam hari mengapa si kopral sulit banget untuk ditembak ya? Padahal gerakannya tidak taktis dan jarak mereka sangat dekat. Kenapa tidak ditembak langsung saja sambil berhenti "jroot".

Masih di adegan ini, kok pas si kopral ngumpet bisanya engga ketemu ya?

Ketiga, adakah yang menyadari kemunculan dr. Strange? ahahaha jadi dia memang jobdeskya mengubah sejarah.

Keempat, setelah si kopral jatuh ke sungai kenapa luka-lukanya hilang semua? Mungkinkah dia mampu menyembuhkan dirinya?

Kesimpulan

Secara teknis film 1917 ini terlihat continous selama 119 menit. Meski setting dan konfliknya itu-itu saja (kejadian 2 hari) tapi penonton dipaksa khusyuk, tahu-tahu film sudah mau kelar saja. Jujur saja saya merasa film 1917 sangat mirip dengan PUBG hehehe apalagi pas adean melewati padang rumput lalu ada rumah-rumah. Sangat berharap bagian itu ada backsound Alan walker.
Review Film 1917

Quote Fvaorit: Tujuan dari perang adalah menyisakan satu tentara yang hidup (Captain William John MacKenzie)

0 comments