Hunting Drone Footage di Kalimantan


Pada bulan Oktober 2021 saya diberi kesempatan untuk menjelajah kalimantan selatan di acara Tourism aerial video competition dari shafwah holidays. Kami yang berangkat ke sana sudah disaring melalui submisi video sebelumnya. Bertemu mereka para pilot drone lain adalah salah satu bentuk “investasi”.  Karena disitulah saya berada diantara orang-orang hebat jadi setidaknya bisa belajar, skill menular dan makin termotivasi untuk berkembang.

Uniknya, ketika sampai Kalimantan, semua peserta adalah pengguna drone LOS (platform fotografi/videografi pro) atau dalam bahasa awam “non freestyle” atau “bukan FPV” (Walaupun sebenarnya secara teknis gak gitu juga hahaha). Lebih unik lagi, semuanya pake merk DJI. Lebih detail lagi, 17 dari 20 peserta pake seri DJI Mavic lho, cuma 2 pengguna DJI Phantom 4 Pro dan 1 pengguna DJI Spark. Disini pun saya juga mendapat banyak ilmu soal drone Videografi dan Fotografi melalui teman-teman

Drone sebenarnya cukup banyak jenis dan kelasnya. Pada dasarnya jenis drone ada 2 macam yaitu fixed wing dan rotary wing. Sedang dalam pengelompokan berdasar kelas, drone dikelompokkan menjadi kelas toys yang cuma bermodalkan kamera VGA yang videonya jelly jelly gitu, tanpa GPS dan sistem stabilizer sampai dengan kelas hobi yang mencakup platform racing/freestyle platform Aerial Photography atau Videography profesional.

Walaupun tiap orang berbeda-beda, sebenarnya tidak sulit dan nggak butuh waktu lama untuk belajar menerbangkan drone. Untuk skill dasar, pegang 5-10 menit saya rasa sudah bisa disebut “bisa menerbangkan” drone Aerial Profesional. Tapi kalo kita ngedrone di tempat yang  gak biasa gimana dong? Berikut nih sedikit tipsnya


PERSIAPAN SEBELUM NGEDRONE DI LOKASI YANG TAK BIASA

Ngedrone memang tidak sulit, tetapi untuk ngedrone di lokasi yang tak biasa dalam artian kita belum pernah ke tempat itu atau kita belum pernah terbang di medan itu tentunya perlu persiapan. Persiapanya apa saja?

Pertama, tentu saja observasi. Mulai dari sebatas observasi dari google maps, google Earth, YouTube, Blog orang atau apa aja deh. Apalagi kita sudah dikasih itenerary atau run down. Nah disitu seenggaknya kita tau medan kita itu seperti apa. Plus ketika di lokasi kita juga perlu sedikit observasi keadaan sekitar. Ya selain biar nemu objek bagus sih, seenggaknya biar drone kita selamat dan kalopun nggak selamat minimal gak sampai merugikan orang lain.

Kedua, baca manual book. Ya kayaknya sepele tapi ini sangat penting. Drone itu sifatnya unik nggak semuanya cara penggunaanga sama walaupun satu merk, apalagi yang sama sekali belum pernah pegang. Sudah banyak kejadian baru beli drone ngggak sampai 30 menit total terbang udah crash dan biaya perbaikannya mending dipake beli seken atau malah lebih mahal dari barunya. 

Ketiga, cek kondisi kesehatan drone. Mulai dari gimana gimbalnya, gimana baterainya, gimana baling-baling, remot gimana, dsb. Kalau bisa dites dulu dronenya di tempat yang aman terutama kalau udah lama nggak dipake. Pengecekan yang umum misal terbangnya masih stabil nggak masih seberapa bagus sinyalnya, seberapa akurat GPS dan sensornya, masih berfungsi nggak ini itunya, baterenya jadi boros nggak, gerak maju mundur kiri kanan atas bawah puter puter masih bagus nggak dan sebagainya. Jadi nggak cuma orangnya yang sehat (dalam artian nggak sakit, mabok dan galau), drone pun harus sehat semua sebelum terbang, apalagi kalo terbang di tempat yang belum tahu medan.

Keempat, ini yang dikatakan guru saya di sana, Mas Hammad Muddakir atau dikenal dengan Mas Bibo (maaf kalo ada kesalahan dalam penyebutan nama dan gelar). “Kalo emang kita yakin nggak kenapa-napa, ya terbang aja. Kalo nggak yakin, jangan. Untuk terbang kita perlu mental yang cukup untuk terbang. Jangan pernah takut kalau sudah terbang dan jangan pernah panik saat terbang. Terus saya terbang diatas kapal bergerak, berdua sama beliau


PENTINGNYA OBSERVASI

Observasi adalah salah satu metode pengumpulan data dengan cara mengamati atau meninjau secara cermat dan langsung di lokasi ataupun tidak langsung, tujuannya untuk mengetahui kondisi di lapangan. Karena ini udah jaman modern, sudah banyak orang yang membagikan pengalaman atau apapun itu soal suatu tempat di interne. Jadi kalo gak bisa kesana, cukup lah liat pengalaman orang di internet soal bagaimana sih keadaan disana.

Observasi itu juga bagian dari persiapan lho. Kalo dalam film, kisa sering sekali menyebut pra produksi. Pra produksi menyumbang sampai 75% bagian dari keseluruhan proses dan salah satunya juga observasi. Proses produksi itu ya memang harus sesingkat mungkin karena sewa kamera mahal bos, sewa kamera doang belum tetekbengeknya aja sampe 18 juta sehari (udah kaya gaji saya 7 bulan). Sudah wajar misalnya saja kita menghabiskan sejam dua jam mantengin layar untuk proses observasi itu sendiri. Karena kenyataanya durasi terbang kita juga tidak banyak sekalian jaga-jaga kalo ada tempat yang jatah terbangnya nggak sampai bikin baterai berkurang 1 bar.

Lalu apa sih untungnya observasi itu sendiri?

1. Jadi tahu bagian mana yang paling indah dari lokasi itu jika dishoot dari drone. Jadi misalnya kita diberikan tantangan kaya “terbang kali ini 5 menit!!!”, yaudah kita bisa langsung to the point terhadap objek indahnya.

2. Bikin tahu kondisi medan. Ya bisa berupa fisik seperti dimensi permukaan daratan dan sejenisnya. Selain itu juga kondisi “metafisika” yang membuat drone bergerak dengan sendirinya


3. Bisa membuat shootlist biar terbang sekali jadi. Setidaknya kita tahu apa yang harus dilakukan walaupun setelah terbang kita juga tetap observasi sebentar sebelum shoot.

 

BAGAIMANA JIKA TIBA-TIBA KABUT TURUN 

Itulah pentingnya observasi. Kita jadi tahu bagaimana sih keadaan lokasi kita terbang, termasuk soal perkabutan. Tapi bagaimana misalnya kabut itu datang? Maka kita harus tahu bahwa

Pertama, kabut itu bikin kita nggak bisa lihat apa yang dilihat kamera drone secara visual. Tetapi kita masih bisa melihat lokasi drone dari primary flight display (PFD). PFD ini diantaranya adalah map/radar, jarak dari home point, ketinggian, kecepatan. Oleh karena itu kalo benar-benar nggak bisa lihat apapun secara visual, tentu saja kita harus dekatkan drone agar tidak jauh-jauh dari pilot dengan cara RTH atau melihat map yang biasanya ada di pojok bawah layar dan indikator PFD lainya. Ingat ya pilot drone juga jangan buta map, masak kalah sama bocah pemain mobile legend rank epic.

Foto Kabut Drone
Foto Kabut (atau embun/awan?) dari drone belum diedit. Masuk definisi Aerial Photography kan?
Sumber : Foto sendiri bos


Kedua, kita harus tahu bahwa drone kita sebenarnya didesain untuk bisa bertahan bahkan dalam keadaan hujan yang lumayan deras, apalagi hanya kabut. Drone lebih beresiko untuk crash sampai hancur berkeping-keping kalau diterbangkan di tempat sempit daripada ditengah hujan. So kalo ada kabut, langkah pertama yang kita lakukan adalah harus tenang. Kabut itu objek yang bagus untuk ditake. Tetapi kalo menurut kita tidak aman atau gak kelihatan apa-apa jangan pernah ambil resiko.


TIPS DRONING DI ATAS SUNGAI DAN DANAU

4 Dari 6 destinasi dari TAVPC 2021 adalah sungai dan danau. Beda lokasi terbang tentu saja perlakuan penerbangannya beda ya. Tetapi ada 1 yang harus dikakukan yaitu setting mode battery low atau failsafenya nya dengan benar. Walaupun canggih, kadang justru fitur ini malah bikin drone kecelakaan kalau nggak diseting dengan benar. Oleh karena itu dalam kondisi seperti ini:

Kalau terbang di pinggir danau atau sungai (kita diam dan drone yang bergerak)

Maka yang harus kita lakukan sebelum terbang tidak jauh² dari terbang di darat.

1. Setting mode Return to Home (RTH) atau apapun itu namanya yang penting kalo ada apa-apa drone kembali ke posisi Home Point atau dekat remote.

2. Atur ketinggian RTH sedikit lebih tinggi dari tempat tertinggi di wilayah itu

Tujuannya diseting itu ya tentu biar kalo ada kejadian batere low atau lost signal, drone bisa balik sendiri ke pangkuan kita


Kalau terbang di diatas kapal dan kita berada di tengah danau atau sungai (kita dan dan drone sama-sama bergerak) 

Maka yang harus kita lakukan sebelum terbang berbeda dengan terbang di darat.

1. Setting ke mode Hover atau apapun itu namanya yang penting drone akan terbang diam ditempatnya ketika lost signal

2. Kalo lost signal, jangan sungkan minta sopir kapalnya untuk balik atau mundur sampai drone kita terkoneksi lagi. Terus balik

3. Main aman, dalam artian jangan sampai baterai tulit tulit dulu baru turun.

4. Saran lagi dari Mas Bibo, selalu update Home Point secara berkala

Tujuannya diseting itu ya tentu biar kalau ada kejadian lost signal drone nggak mendarat di air. Apalagi kalau drone kita nggak didesain untuk bisa mendarat di air. Cocoknya drone kita mendarat di kapal, kata pak Joko Bodo. Lagipula drone itu juga alat elektronik alias musuh besarnya air, kecuali drone mu pake mesin 4 tak supra sih.

 

Drone Pasar Terapung Lok Baintan
Foto Pasar Terapung Lok Baintan yang dronenya dikendalikan diatas kapal bergerak
Sumber : Foto sendiri bos

TIPS AGAR FOOTAGE DRONE ALAM TAK BIASA

Nah, kita untuk kali ini jangan sampai dong udah cuti lama yang merayu bosnya pake rayuan maut, jauh-jauh ke Kalsel, nerbangin drone tapi pulang-pulang cuma dapet video aerial yang B aja? Terus bingung, kira-kira diapain biar ngeditnya  jadi bagus? Susah ngeditnya terus prustacea lalu bunuh diri. Ok ini tips dari saya sendiri berdasarkan ilmu yang saya pelajari disana

Pertama, ingat sekali lagi soal Observasi. Udah ya gak perlu lagi dijelaskan. Udah berkali-kali saya jelaskan wkwkwk. Intinya persiapan dulu, observasi lokasi shot, bikin shotlist. Selalu berprinsip Lebih baik dipersiapkan tidak dipakai daripada dipakai tapi tidak siap

Kedua, kombinasikan beberapa pergerakan drone dan gimbalnya sekaligus. Video aerial akan sulit stand out kalau pergerakan terbangnya cuma satu axis aja, entah itu maju aja, mundur aja, nyamping aja, naik aja, turun aja, paning aja atau tilting aja. Sebenarnya kalo secara kebutuhan emang harus gitu atau sudah punya motivasi ya lebih baik lakukan saja itu. Tapi kalo belum punya motivasi, untuk membuat video aerial yang lebih dalem, menurut saya perlu menggabungkan gerakan drone dan gimbalnya. Misalnya aja, coba terbangkan drone ke atas sekaligus berputar dan maju atau bergerak ke sampng di saat yang sama ditambah dengan pergerakan tilt gimbal. Apapun, yang penting coba kombinasikan beberapa axis pergerakan drone. Dan satu yang gak kalah penting, jangan tremor drone nya. 

Tapi kalau masih kurang biasa dengan kontrol kayak gitu karena tremor atau slowhand, sebenernya drone DJI ada fitur ‘Tap to Fly’. Bikin kita cukup tap di monitor dan drone akan secara otomatis terbang ke tempat yang diinginkan tadi. Hal ini memungkinkan terbang dengan multiple axis seperti tadi dilakukan secara otomatis, jadi kita bisa fokus ke proses lain misalnya gerakin gimbal. User Mavic 2 dalam hal ini lebih dimudahkan karena gimbalnya bisa panning dan tilting saat dronenya gerak dengan geser layarnya ke kanan kiri atas bawah. Yang punya Mavic 2 tapi belum tau dicoba ya. Drone lain itu (termasuk Mavic Pro saya) pan axis gimbalnya fungsinya cuma biar kalo dronenya panning gak terlalu kasar dan kalo mau pannya harus diputer se dronenya.

Itu sulit dilakukan sendiri? Kalau drone mu Mavic 2 atau seri DJI Inspire, ingat drone nya ada fitur Dual System Pilot. Ya tinggal pakai 2 remot, yang satu gerakin drone yang satu gerakin kamera. Salah satu yang bikin Mavic 2 dan seri Inspire mahal ya ini jadi jangan disia-siakan fiturnya.

Masih kesulitan? Ga ada partner Dual Pilot karena nolep? Yaudah sebisanya. Tar diperbaiki di editing

Ketiga, Orbit. Terbang mengitari sebuah objek bisa bikin footage kita “kok cinematic banget ya”. Coba deh terbang memutari sebuah objek di tengah sebagai poros. Bisa manual atau otomatis kok. Kalo drone mu DJI, ada fitur ‘Point of Interest’. Walaupun Mavic 2 tinggal tap sedangkan Mavic 1 harus ke titik poros dulu, aktifin ‘Point of Interest’, mundur, baru aktifin, tapi tetep bisa, cuma agak ribet. 

Oh iya, buat pengguna Mavic 2 Zoom coba dizoom lensanya kalo lagi orbit. Pengguna Inspire 2 ganti pake lensa focal lenght tinggi. Dengan begitu pengguna Mavic 2 Zoom atau Inspire 2 + lensa zoom lebih gampang dapet parallax effect.

Parallax Effect Mavic 2 Zoom
Efek Parallax ketika DJI Mavic 2 Zoom lagi mengorbit
Sumber : Channel Youtube  DJI


Keempat, terbang di ketinggian rendah. Banyak orang yang mengasumsikan videografi aerial adalah soal seberapa tinggi drone kita bisa terbang. Ya meski semakin tinggi drone terbang maka semakin luas juga angle yang bisa didapat, tapi sebenarnya terbang rendah pun mampu memberikan efek wow apalagi ketika terbang rendah ini dikombinasikan dengan speed tinggi. Video aerial kita bisa seolah-olah lebih intense atau serasa pake FPV. Tapi yang perlu diingat adalah kalau terbang rendah juga hati-hati terhadap situasi sekitar, misal pohon. Yang bikin saya nulis ini adalah karena liat salah satu footagenya mas Bibo lagi. Maaf yang kalo disebut terus dan yang lainnya belum disebut.

Kelima, Follow objek dari sudut yang berbeda-beda. Tentu saja syaratnya harus ada objek yang bergerak misalnya mobil, kapal atau talent yang lagi jalan. Nge-follow subjek dari belakang ketika mereka sedang jalan atau beraktivitas adalah teknik film klasik tapi bikin footage kita makin cinematic. Cara ini bisa dilakukan manual atau kalau Anda pengguna DJI tinggal pake aja fitur Activetrack.

Danau Riam Kanan
SS an footage Danau Riam Kanan, sedang following kapal
Sumber : Video sendiri bos



Keenam, selalu ingat bahwa masih ada tahapan editing, jadi ya belajar editing biar ada bayangan nanti shoot gimana diedit gimana hasil akhirnya pengen kaya gimana. Melengkapi nomor 2.


Perjalanan ke Kalimantan Selatan ini memiliki banyak pelajaran bagi saya. Rasanya terlalu sayang kalau tidak dibagikan di sini. Terima kasih telah membaca sampai akhir.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

%d bloggers like this: