Nah tidak afdhol kan kalo kita membuat vlog yang hanya bagus di gambar karena kameranya saja bagus tetapi dalam hal suara sangat mengecewakan. Gambar yang bagus cukup mudah didapat karena apabila kamera mumpuni atau kameranya bagus dan kita sendiri paham cara mengoperasikan kamera maka segala keadaan kita lumayan mudah menanganinya.
Kamera yang saya sarankan ada di “Rekomendasi kamera untuk vlog”. Tetapi untuk menghasilkan suara yang bagus itu lebih kompleks daripada gambar yang bagus. Kenapa? Karena tiap microphone itu kompleks dan punya punya karakteristik masing-masing yang menyebabkan kita harus tepat memilih microphone sesuai dengan kebutuhan dan kondisi suara yang ada.
Oh iya selama mengetik intro diatas saya mendapatkan pertanyaan “apakah mic itu ada kayak segitiga exposure nya kaya kamera?”. Tepat sekali dan oleh karena itu saya akan berikan pengetahuan yang amat sangat mendasar dari microphone sendiri.
Kalau kita ibaratkan dengan kamera, mic dan kamera itu memiliki kesamaan juga. Mic itu juga memiliki fungsi seperti lensa kamera, ada wide ada tele, itulah yang kita sebut dengan polar pattern. Mic sendiri memiliki sensor seperti layaknya sensor yang ada di body kamera.
Persamaan Kamera dan Microphone
Kamera, lensa dan body bisa terpisah sehingga bisa kita ganti-ganti body atau lensanya. Ada pula kamera yang lensa dan body menjadi satu kesatuan sehingga lensa atau body tidak bisa kita ganti. Begitu pula microphone ada microphone yang bisa kita ganti-ganti tipe polar pattern nya namun hal ini amat sangat langka, salah satunya adalah Zoom H6. Ada pula microphone yang polar pattern dan sensornya menjadi suatu kesatuan, yang mana mayoritas microphone adalah seperti ini.
Yang wajib kita tahu, kamera memiliki “eksposure” dengan settingan yang kita sebut segitiga exposure tetapi eksposure pada microphone biasa kita sebut dengan “Signal to noise ratio”
Duh masih awam dan penjelasan di atas terlalu mbulet dan malah bikin bingung? Ok itu wajar kok karena memang alat perekam suara itu lebih kompleks daripada kamera yang sebenarnya gitu-gitu aja.
Untuk lebih gampangnya, pemilihan mic untuk vlog itu kita sesuaikan berdasar fungsi, kondisi dan tipe vlog kita sendiri agar hasillnya maksimal dan tidak perlu banyak setting lagi. Cekitbrot
1. Vlog kita berkutat di indoor dengan tidak ada suara pengganggu?
Ini jauh lebih mudah karena suara pengganggu atau noise seperti kendaraan lewat, orang lain yang sedang mengobrol itu adalah musuh besar dari pengambilan audio itu sendiri. Bisa diibaratkan, apabila tidak ada suara pengganggu/noise, maka lebih dari 50% dari tugas soundman terselesaikan. Oleh karena itu kita bisa menggunakan segala jenis microphone yang kita punya asalkan kualitasnya cukup memadai. Bahkan kita bisa menggunakan mic dengan jangkauan yang lebar dan luas seperti mic ambient dan mic-mic yang digunakan untuk foley. Kita juga dapat menggunakan microphone bawaan dari smartphone atau kamera.
2. Tipe vlog dengan sedikit suara pengganggu seperti vlog jalan-jalan, wawancara, atau mukbang pakai ASMR
Mic Lavalier atau clip on adalah mic yang paling umum digunakan. Selain kecil dan praktis, mic ini jangkauanya lumayan kecil sehingga sumber suara yang ditangkap hanya berasal dari satu arah dan jangkauannya kecil. Suara pengganggu yang ada disekitar kita bisa diredam. Mic ini juga bisa dipakai kalau ingin berfokus pada satu atau sejumlah subjek tanpa gangguan noise yang banyak. Biasanya jenis ini dipakai untuk model talkshow santai. Sumber suara yang ditangkap hanya berasal dari satu arah dan jangkauannya kecil, biasa disematkan di dekat atau kerah subjek.
Untuk kategori mic ini yang saya rekomendasikan adalah :
– Dagee DG-001 (50-100 ribuan)
– Audio-Technica ATR-3350 (500 ribuan)
– Rode smartLav+ (700-800 ribuan)
– Sennheiser ME 2 (2 jutaan)
Selain Mic Lavalier, mic shotgun juga bisa dipakai untuk wawancara satu orang dan hanya bisa menangkap suara dari satu arah. Ini biasanya yang digunakan para jurnalis TV untuk mewawancara tokoh. Mic ini bisa kita tempel pada smartphone atau kita sematkan pada hotshoe yang ada pada kamera. Untuk mic ini yang saya rekomendasikan adalah :
– Takstar SGC-598 (400 ribuan)
– Rode VideoMic Micro (700-800 ribuan)
– Rode VideoMic Pro (2 jutaan)
3. Vlog kita berkutat di indoor atau outdoor yang banyak suara pengganggu?
Inilah yang menjadi tantangan sulit. Namun tenang saja karena semua itu tidak ada yang tidak bisa diatasi. Mic dengan suara banyak suara pengganggu ini perlu mic dengan polar pattern yang benar-benar berfokus pada satu arah saja. Selain itu perlunya kita untuk bisa mengarahkan mic ke arah mulut kita. Jika kamera kita berada di tempat yang jauh baiknya kita menggunakan mic wireless. Biasanya mic untuk keperluan ini sangat mahal harganya.
Mic apa aja sih yang disarankan?
– Tascam DR-10L . (3.5 jutaan) Harganya termasuk dibawah rata-rata untuk microphone clip wireless yang sudah dapat meredam suara sekitar.
– Zoom H6 (4-5 jutaan untuk basic, 6-7 jutaan untuk tambahan mic). Mic ini dapat dengan mudah diganti polar pattern nya layaknya kamera yang dapat dengan mudah diganti-ganti lensanya. Punya 2 jenis mic bawaan (tipe wide/ambient dan tipe bi-directional) dan 1 tambahan lagi yaitu mic shotgun. Selain itu terdapat 4 slot XLR yang bisa disambung ke microphone profesional.
– Sennheiser EW 112P G4 (8-9 jutaan). Mic ini sudah dapat merekam suara tanpa terdengar suara-suara mengganggu seperti keramaian.
– Sennheiser AVX-ME2 SET (11 jutaan). Mic ini dapat meredam suara sekitar secara ekstrim. Walaupun banyak suara-suara mengganggu seperti suara konser tetapi suara tersebut bisa benar-benar tidak masuk ke dalam mic. Mic ini latency nya sedikit sehingga delay-nya tidak terasa dan sudah termasuk Lavalier ME2 yang kualitas suaranya enggak diragukan lagi.
Bagaimana apakah sudah paham mengenai mikrofon ini? Semoga bermanfaat ya….selamat berkreasi! Jika ada saran, atau mau berbagi pengalaman, silakan tulis di kolom komentar.
Author: Mahendrayana.st
Pict source: