Kegelisahan Terhadap Nasib Sinetron Indonesia


Hampir semua sinteron indonesia dalam keadaan kritis. Gak semua kok cuman 99% dari keseluruhan sinetron saja sebenarnya. Walaupun begitu tapi kok nggak mati-mati dan tetap saja banyak peminatnya. Jika saya menyampaikan semua kritik dan semua yang tidak bagus tentang sinetron Indonesia kita akan terjebak di sini sampai kambing tetanggau bertelur. Jadi, lebih baik saya persngkat untuk beberapa aspek saja.  

JUDUL

Judul sinteron Indonesia itu rata-rata nggak jelas alias ambigu. Judul sinetron tersebut tidak menggambarkan apapun tentang isi dari ceritanya. Isi cerita sinetron Indonesia yang tidak pernah sinkron dengan judulnya. Tak jarang bahkan melenceng jauh dari judul. Baiklah untuk masalah judul mungkin sinetron korsel juga sama kok anehnya seperti “You Who Came From Star”, “Goblin”, “Boys Before Flowers”, “Full House”, “What’s Wrong With Secretary Kim?”, “Fight For My Way” dll yang kalau diartikan dalam bahasa indonesia pasti juga akan mendapat celaan. Tapi setidaknya judul drama mereka menggambarkan akan seperti apa isi dramanya nanti. Coba bandingkan dengan sinetron indonesia Judulnya apa isinya kemana-mana

 

Contoh gampangnya sinetron “Emak Ijah Pengen Ke Mekah, tapi isi ceritanya justru tentang orang-orang ini yang pada nyanyi engga jelas. Emak Ijahnya entah kemanaSelain itu juga ada sinetron “Anak Langit” yang awalnya saya kira sinetron titisan dewa-dewa, eh ternyata isinya cuma anak motor biasa yang tiap episode adeganya berantem melulu. “Ganteng-ganteng Serigala” yang ternyata malah banyakan scene manusia vampirnya. “Putri Yang Ditukar” yang isinya sengsara melulu tiap adegan walaupun itu Putri udah dituker balik ke orang tua kandung masing-masing, tetep aja enggak selesai-selesai. “Kau Yang Berasal Dari Bintang” yang ceritnya nggak jelas banget sampai jadi tukang cilok segala. Ngenes pokoknya kalo baca judul sinetron Indonesia, tidak sesuai ekspektasi.

 

EPISODE DAN WAKTU PENAYANGAN

Jumlah episode sinetron Indonesia sangat tidak wajar. Sinetron luar yang mampu menyelesaikan sebuah cerita mulai dari konflik, klimaks sampai anti klimaks hanya dalam 10 – 30 episode saja. Lah indonesia, episode sudah 1000+ tapi cerita masih belum selesai-selesai, tayang tiap hari pula.

Harus banget yang sinetron itu tayang setiap hari? Nggak berpikir buat membuat program lain? Sekali lagi, karena sangat menguntungkan, mudah dan sangat banyak peminatnya. Itu alasan intinya Pernah saya bahas di Problematika sinetron Indonesia .


ADEGAN YANG ABSURD, BERTELE-TELE DAN UDAH DILUAR JANGKAUAN AKAL MANUSIA

Sinetron kita itu penuh dengan adegan yang mungkin bagi kita jauh lah dari jangkauan akal manusia. Saking cerdasnya yang membuat cerita sinetron itu mungkin ya. Salah satunya adalah membuat adegan itu se absurd mungkin sampai kita tuh merasa “kok bisa ya ada adegan kaya gitu”. Bahkan albert einsten dan para ahli kita kalo niat menilai logika atau sains dalam sinetron Indonesia, saya yakin gabakal bisa tidur mikirin logika itu yang diluar jangkauan otaknya.

 

Adegan yang paling ikonik adalah adegan ditabrak mobil. Mobil masih jauh. Kita asumsikan lah, saat aktor memutuskan menyebrang, dia pasti tau kalo disekitarnya gak ada kendaraan melaju kencang dilihat dari suaranya. Kecuali mobil itu bergerak sangat kencang. Berarti gak mungkin mobil itu bergerak dengan kecepatan tinggi. So kita anggap kecepatan mobil 60 kpj dengan jarak aktor dan mobil sekitar 100 meter. Artinya, sebelum mobil menabrak dia masih ada waktu sekitar 6 detik untuk menghindar, itupun dengan catatan pengendara mobil tidak melakukan deselarisasi ya alias gaspol rem blong. Btw 6 detik itu lama banget lho

 

Dalam sinetron, sudah tau dia mau ketabrak, tapi biasanya yg dilakukan adalah melongo, teriak, atau malah yg lebih absurd lagi adalah DIA NYAMPERIN MOBILNYA TERUS MENABRAKAN DIRI SENDIRI, kaya sengaja banget caper minta di sun sama tu mobil. Yang ditabrak kaki, tp yang diperban kepala. Abis itu pasti hilang ingatan. Aku siapa? Aku dimana? Padahal saya mikir mungkin kalo setelah ditabrak adegannya diganti ditanya “Man robbuka”gitu bakal lebih keren gak sih atau malah absurd?

 

Ya itu salah satu contoh. Yang paling kentara adalah sinetron yang terutama bertema azab, itu kadang absurdnya nggak ketulungan. Jenazah jatuh dari keranda lalu menggelinding, habis menggelinding ditabrak mobil, jenazahnya masuk ke alat cor, abis ke cor kecemplung kali, terus disambar petir, habis kesambar kebakar sampai susah dipadamkan. Kayaknya Tuhan kalau mau memberi azab juga nggak gitu banget sampai menyusahkan orang lain. 

 

PEMAIN YANG ITU-ITU AJA

Pemain sinetron luar negri aktornya tidak monoton seperti sinetron indonesia. Mereka bahkan tidak segan-segan membayar aktor / aktris yang sangat keren bahkan hanya untuk sebuah drama. Coba bandingkan dengan persinetronan di negara ini dimana pemainnya monotonMungkin karena mereka sudah menandatangani kontrak yang tergolong sangat murah untuk sekian puluh ribu sinetron atau biar gak usah cari-cari lagi. Makanya kadang sering kita lihat di tiap stasiun TV swasta kita punya andalan pemain yang kita sampai hafal wajahnya, bahkan perannya.

 

Misalnya saja ya, di RCTI artisnya nggak jauh-jauh dari Nikita Willy, Rizky Aditya, Naysila Mirdad, Dude Herlino, Natasha Willona, Steven William, Nabila Syakieb, Samual Zylgwyn. Sedangkan SCTV Febby Rastanty, Rizky Nazar, Kakak-Adek Domani, Fero Walandow. Muter-muter di itu saja udah.

 

Oh iya kalo di Indosiar malah lebih khas lagi. Karena ceritanya hanya berkutat ke itu-itu saja, maka pemain yang menduduki role tersebut juga itu-itu saja. Kita mulai role istri yang teraniayaada Citra Anggun, Betari Ayu, Poppy Bunga, Icha Annisa, Arida Nuraini, Meitha Thamrin, Jian Batari, Cerelia Raissa, dan Ratu Idola

 

Nah ada yang memang special untuk role ART, pelayan, sopir, office boy atau satpam ada Ence Bagus, Niniek Arum, Daus Separo, Mpok Atiek, Epy Kusnandar, Ana Pinem, Fanny Fadillah ‘Ucup’, Mbak Pur alias Purwaniatun, Eeng Saptahadi, dan Aty Cancer. Atau ada yang kurang saya sebutkan? Komen aja di komentar ya yang kurang.

 
OST / SOUNDTRACK SINETRON

Sudah jelas lagu yang sedang hits bakal dijadikan soundtrack sinetron terlepas itu lagu nyambung atau tidak dengan judul sinetron itu sendiri. Selain itu openingnya juga kok bisa jelekbangetMungkin dibalik itu……

 

Sinetron luar:

“Bos kita ada naskah nih. Sama pemainnya juga udah dapet.”

“Oksip. Bikin soundtrack yang pas ya. Lagu opening sama endingnya juga. Kalo perlu kita panggil composer buat scoring adegan-adegan tertentu.”

“Beres bos, tar saya carikan tim terbaik buat itu
“Oh iya, kalo perlu sewa satu grup band khusus buat nyanyiin lagu-lagu kita.”

 

Sinetron kita:

“Bos ada lagu bagus nih. Judulnya XXX.”

“Weh keren juga ya lagunya. Pasti bagus nih kalo dibikin sinetron.”

“Berarti ini lagunya buat opening sinetronnya bos?”

“Ya

“Lagu endingnya?”

“Ya itu juga lah

“Terus soundtracknya

“Itu juga”

“Scoring gimana?”
Tinggal dijadiin versi instrumen aja

“Terus kalo sound effect

“Pake template aja. Dah cepetan sana garap gausah banyak tanya! Kalo gak cuan ya gampangkita setop aja.”

 

Yaa begitulah lagu berdurasi 3–4 menit “diadaptasi” jadi sinetron sepanjang ribuan episodeSaya yakin itu oknum saja sih. Tapi oknumnya nyaris semua sinetron kita. Tapi yang enggak juga ada kok, cuman ya dikiiiiiiiiii iiiiiiiiiii iiiiiiiiii iiiiiiiiit banget. Misalnya dengan sinetron dulu yang berjudul “Pacar Khayalan” kalo nggak salah yang main Shandy Aulia dan Nicky Tirta. Itu opening sinetron terbagus dan terniat menurut saya, walaupun kalo dibandingkan dengan sinetron Hollywood tetep masih kalah. Openingnya sengaja dibuat tersendiri, bukan mencomot dari adegan di sinetron ditambahi lagu hits. Judulnya pun sesuai dengan isi sinetron

 

IKLAN

Jika kita melihat sinetron Hollywood atau Drakor, iklan yang mensponsorinya menggunakan teknik subliminal meesage yang sangat soft dan implisit. Kadang kita tidak menyadari kalo itu adalah iklan. Yang kita tau itu adalah bagian dari property shooting saja, tapi kita bisa merasa tertarik dengan produk yang digunakan para aktor tersebut.

 

Contohnya di Jurassic World. Mereka secara tidak langsung mengiklankan Samsung ketika Bryce Dallas Howard menyetir mobil dan menelepon Owen Grady. Di situ si tokoh utama wanita tersebut menelepon dan kamera dengan jelas menyorot hape bermerk Samsung. Coba pikirkan betapa ini bisa menjadi marketing yang cukup simpel namun efektif. Dengan menonton adegan tersebut, orang-orang akan tersugesti, “Wah iya ya, gue beli hape Samsung ah biar samaan kayak Bryce Dallas Howard.” Cara beriklan yang elegan kan?

 

Bandingkan dengan iklan yang ada di sinetron Indonesia. Semua iklannya sangat terlihat jelas kalau itu adalah iklan. Mulai dari papan reklame dengan gambar produk sponsor yang muncul dimanapun bahkan di gang sempit. Kadang juga dijadikan adegan dialog yang bermenit-menit dengan point percakapan dan sorot kamera yang fokusnya justru pada produk sponsor dibandingkan para aktor. Contohnya begini: “Ibu udh makan belum?. “Belum”. “Yaudah ini ada biskuit XXX”. Terus makan deh tuh mereka dan yang ngasih biskuit ngejelasin si biskuitnya selama 2 – 3 menit.

 

Apa emang orang Indonesia semonoton itu dalam berpromosi? Sampai-sampai si tokoh harus menjelaskan dengan gamblang tentang suatu produk sehingga bocah TK pun tahu kalau itu adalah iklan? Padahal dalam kehidupan sosial nyata, kita sendiri pasti sering menyeletuk, “Cie pamer” atau “Promosi nih ye” pada teman kita yang kebetulan mengeluarkan barang baru atau sedang mempromosikan sesuatu padahal gak se ekplisit yang ada di sinetron.

 

Coba kalau strategi yang sama diterapkan di sinetron Indonesia. Pastinya bakal lebih “berkelas” dan tidak 
Akan buang durasi. Ingat ya dalam dunia marketing sekarang iklan yang bagus itu kalau orang tidak tahu kalau itu adalah iklan. Sebagian orang akan makin malas menggunakan produknya kalau tahu itu iklan.

 

RISET 

Gak hanya film, sinetron luar negeri itu melakukan riset terlebih dahulu sebelum mulai syuting. Misal seperti drama bertema kedokteran, hukum atau mental illness mereka pasti mempelajari dahulu tak jarang para artis juga harus training untuk mendalami peran. 

Kalau pemain sinetron asal ada callingan langsung syuting. Gak sedikit lho adegan sinetron Indonesia melibatkan alat-alat teknis kesehatan serta melibatkan aparat penegak hukum.Masalahnya, kenapa sih gak diriset dulu? Bayangin kalo yang nonton itu dokter, perawat, polisi,pengacara, hakim dan profesi-profesi lain. Pasti jengkel dan gak terima mereka. Diantaranya seperti yang sudah saya tuliskan di Hal aneh di sinetron Indonesia, Selain itu jika ada riset sebelum adegan dan hasilnya lumayan akurat dengan keadaan sesungguhnya, bisa buat mengedukasi masyarakat kan?

 

Gak harus dalam bidang hukum dan kesehatan kok. Coba dalam apapun yang sekiranya belumdiketahui, riset dulu. Libatkan ahli di bidangnya dalam pembuatan sinetron. Gak banyak menguras biaya kok.

 

EKSPRESI DAN KARAKTERISASI TOKOH

Setiap kali ada tokoh “mbatin” atau berpikir, atau berkomentar dalam hati, suaranya selalu digaungkan meski tokohnya sendiri diam. Dia selalu menunjukkan raut wajah tertentu, entah senyum-senyum sendiri, kesal, masam, apa kek pokoknya ekspresinya kaya dibuat-buatBagus lah gak sekalian ditulis di dahi, ‘SEDANG BERPIKIR’.

 

Ayolah, para pembuat sinetron, saya yakin kalian ini orang-orang hebat. Belajarlah dari sinetron atau film luar, belajarlah dari pengalaman sehari-hari. Apa perlu seseorang membuat raut muka yang sesuai dengan apa yang sedang direncanakan? Banyak pula kok orang berwajah polos yang aslinya jahat, dan sebaliknya. Biarkan penonton menebak-nebak sendiri pemikiran si karakter berdasarkan tindakan yang sudah dilakukannya dan ekspresinya, itu sudah cukup. Gak perlu dibeberkan sampai isi pikirannya segala.

 

MENGARAHKAN KE PERILAKU NEGATIF

Sinetron ini sebenarnya bisa jadi media yang sangat powerful. Penggemarnya banyak. Ditayangkan di jam di mana orang-orang pada pengen rebahan dan males-malesan sambil nonton tv. Durasinya lama. Gak perlu langganan tv kabel pula. Cukup modal tv spesies apa aja, antenna harga 5 ribuan, dan remot (kalo ada).

 

Tetapi isinya tuh sangat mempengaruhi kebanyakan sifat masyarakat Indonesia sekarang. Mulai dari menggibah, cara berdandan, sifat yang cenderung jadi alay, emosi yang menggebu-gebu, kisah percintaan yang kurang masuk akal, dengan mudahnya menghina atau membully orang. Memang itu hanya cerita, tapi jika dimunculkan terus menerus masyarakat Indonesia akan menganggap itu sebagai hal yang umum dan wajar dilakukan. Ditambah lagi perilaku masyarakat yang cenderung meniru apa yang dia lihat.

 

Bayangkan jika ada sinetron yang menampilkan adegan seorang ustadz, pendeta, dan biksu lagi makan bareng di warung gado-gado sambil ketawa-tiwi dan minum es teh. Bayangkan jika ada sinetron yang menampilkan bocah-bocah SMP atau SMA yang kompak mengatasi suatu masalah. Bayangkan jika ada sinetron yang menampilkan perseteruan dua desa gegara perbedaan pilihan politik, kemudian mereka akhirnya sadar kalau itu tidak penting. 

 

Coba kek sekali-kali ada sinetron yang bener-bener Bhinneka Tunggal Ika, yang menampilkan pemain dari berbagai suku dan kebudayaan. Pasti menarik melihat mereka saling berinteraksi dan berusaha menemukan kecocokkan satu sama lain. Masa menyisipkan adegan yang rada mutu dikit kayak gitu nggak bisa? Toh menurut saya rating gak akan turun kok cuma karena menyelipkan adegan seperti itu.

 
CUKUP, SEKARANG KITA BAHAS KESIMPULANNYA

Sumpah, saya awalnya berniat menulis ini secara singkat saja. Gak terasa udah 1962 word aja. Sebenarnya masih ada banyak hal buruk dari sinetron Indonesia yang belum saya tuangkan disini. Gak tau apakah ini tulisan terpanjang saya selama ini.


Pada intinya, kami tau bahwa sinetron Indonesia adalah bisnis yang menjanjikan. Dalam 1 jam, pengusaha sinetron bisa mendapatkan miliaran rupiah bersih. Tapi apakah dalam berbisnis harus mengorbankan banyak hal? Sinetron itu seni lho, tapi kenapa dalam pembuatannya harus mengorbankan unsur-unsur seni itu sendiri? Sinetron juga punya daya influence yang sangat besar, tapi kenapa harus digunakan untuk membodohi masyarakat?

 

Author: Mahendrayana Setiawan Triatmaja

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

%d bloggers like this: